Kata Kerja Operasional (KKO Indikator)

Kata Kerja Ranah Kognitif

C.1

Pengetahuan

C.2

Pemahaman

C.3

Penerapan

C.4

Analisis

C.5

Sintesis

C.6

Penilaian

Mengutip

Menyebutkan

Menjelaskan

Menggambar

Membilang

Mengidentifikasi

Mendaftar

Menunjukkan

Memberi label

Memberi indeks

Memasangkan

Menamai

Menandai

Membaca

Menyadari

Menghafal

Meniru

Mencatat

Mengulang

Mereproduksi

Meninjau

Memilih

Menyatakan

Mempelajari

Mentabulasi

Memberi kode

Menelusuri

Menulis

Memperkirakan

Menjelaskan

Mengkategorikan

Mencirikan

Merinci

Mengasosiasikan

Membandingkan

Menghitung

Mengkontraskan

Mengubah

Mempertahankan

Menguraikan

Menjalin

Membedakan

Mendiskusikan

Menggali

Mencontohkan

Menerangkan

Mengemukakan

Mempolakan

Memperluas

Menyimpulkan

Meramalkan

Merangkum

Menjabarkan

Menugaskan

Mengurutkan

Menentukan

Menerapkan

Menyesuaikan

Mengkalkulasi

Memodifikasi

Mengklasifikasi

Menghitung

Membangun

Membiasakan

Mencegah

Menentukan

Menggambarkan

Menggunakan

Menilai

Melatih

Menggali

Mengemukakan

Mengadaptasi

Menyelidiki

Mengoperasikan

Mempersoalkan

Mengkonsepkan

Melaksanakan

Meramalkan

Memproduksi

Memproses

Mengaitkan

Menyusun

Mensimulasikan

Memecahkan

Melakukan

Mentabulasi

Memproses

Meramalkan

Menganalisis

Mengaudit

Memecahkan

Menegaskan

Mendeteksi

Mendiagnosis

Menyeleksi

Merinci

Menominasikan

Mendiagramkan

Megkorelasikan

Merasionalkan

Menguji

Mencerahkan

Menjelajah

Membagankan

Menyimpulkan

Menemukan

Menelaah

Memaksimalkan

Memerintahkan

Mengedit

Mengaitkan

Memilih

Mengukur

Melatih

Mentransfer

Mengabstraksi

Mengatur

Menganimasi

Mengumpulkan

Mengkategorikan

Mengkode

Mengombinasikan

Menyusun

Mengarang

Membangun

Menanggulangi

Menghubungkan

Menciptakan

Mengkreasikan

Mengoreksi

Merancang

Merencanakan

Mendikte

Meningkatkan

Memperjelas

Memfasilitasi

Membentuk

Merumuskan

Menggeneralisasi

Menggabungkan

Memadukan

Membatas

Mereparasi

Menampilkan

Menyiapkan Memproduksi

Merangkum

Merekonstruksi

Membandingkan

Menyimpulkan

Menilai

Mengarahkan

Mengkritik

Menimbang

Memutuskan

Memisahkan

Memprediksi

Memperjelas

Menugaskan

Menafsirkan

Mempertahankan

Memerinci

Mengukur

Merangkum

Membuktikan

Memvalidasi

Mengetes

Mendukung

Memilih

Memproyeksikan

Kata Kerja Ranah Afektif

A.1 (Menerima)

A.2 (Menanggapi)

A.3 (Menilai)

A.4 (Mengelola)

A.5 (Menghayati)

Memilih

Mempertanyakan

Mengikuti

Memberi

Menganut

Mematuhi

Meminati

Menjawab

Membantu

Mengajukan

Mengompromikan

Menyenangi

Menyambut

Mendukung

Menyetujui

Menampilkan

Melaporkan

Memilih

Mengatakan

Memilah

Menolak

Mengasumsikan

Meyakini

Melengkapi

Meyakinkan

Memperjelas

Memprakarsai

Mengimani

Mengundang

Menggabungkan

Mengusulkan

Menekankan

Menyumbang

Menganut

Mengubah

Menata

Mengklasifikasikan

Mengombinasikan

Mempertahankan

Membangun

Membentuk pendapat

Memadukan

Mengelola

Menegosiasi

Merembuk

Mengubah perilaku

Berakhlak mulia

Mempengaruhi

Mendengarkan

Mengkualifikasi

Melayani

Menunjukkan

Membuktikan

Memecahkan

Kata Kerja Ranah Psikomotorik

P.1 (Menirukan)

P.2 (Memanipulasi)

P.3 (Pengalamiahan)

P.4 (Artikulasi)

Mengaktifkan

Menyesuaikan

Menggabungkan

Melamar

Mengatur

Mengumpulkan

Menimbang

Memperkecil

Membangun

Mengubah

Membersihkan

Memposisikan

Mengonstruksi

Mengoreksi

Mendemonstrasikan

Merancang

Memilah

Melatih

Memperbaiki

Mengidentifikasikan

Mengisi

Menempatkan

Membuat

Memanipulasi

Mereparasi

Mencampur

Mengalihkan

Menggantikan

Memutar

Mengirim

Memindahkan

Mendorong

Menarik

Memproduksi

Mencampur

Mengoperasikan

Mengemas

Membungkus

Mengalihkan

Mempertajam

Membentuk

Memadankan

Menggunakan

Memulai

Menyetir

Menjeniskan

Menempel

Menseketsa

Melonggarkan

Menimbang

Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran

Sesuai Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, karakteristik penilaian kelompok mata pelajaran adalah sebagai berikut:

Kelompok Mata Pelajaran

Mata Pelajaran

Aspek yang Dinilai

Agama dan Akhlak Mulia

Pendidikan Agama

Afektif dan Kognitif

Kewarganegaraan dan Kepribadian

Pendidikan Kewarganegaraan

Afektif dan Kognitif

Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Penjas Orkes

Psikomotorik, Afektif, dan Kognitif

Estetika

Seni Budaya

Afektif dan Psikomotorik

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Matematika, IPA, IPS

Bahasa, dan TIK.

Afektif, Kognitif, dan/atau Psikomotorik sesuai karakter mata pelajaran

Contoh Kata Kerja Operasional Sesuai dengan Karakteristik Matapelajaran

Berhubungan dengan Prilaku Sosial

  • § Menerima (accept)
  • § Mengakui/menerima sesuatu (admit)
  • § Menyetujui (agree)
  • § Membantu (aid)
  • § Membolehkan/menyediakan/memberikan (allow)
  • § Menjawab (answer)
  • § Menjawab/mengemukakan pendapat dengan alasan-alasan (argue)
  • § Mengkomunikasikan (communicate)
  • § Memberi pujian/mengucapkan selamat (compliment)
  • § Menyumbang (contribute)
  • § Bekerjasama (cooperate)
  • § Berdansa (dance)
  • § Menolak /menidaksetujui (disagree)
  • § Mendiskusikan (discuss)
  • § Memaafkan (excuse)
  • § Memaafkan (forgive)
  • § Menyambut/menyalami (greet)
  • § Menolong/membantu (help)
  • § Berinteraksi/melakukan interaksi (interact)
  • § Mengundang (invite)
  • § Menggabung (joint)
  • § Menertawakan (laugh)
  • § Menemukan (meet)
  • § Berperanserta (participate)
  • § Mengizinkan/membolehkan (permit)
  • § Memuji-muji (praise)
  • § Bereaksi (react)
  • § Menjawab/menyahut (reply)
  • § Tersenyum (smile)
  • § Berbicara (talk)
  • § Berterimakasih (thank)
  • § Berkunjung (visit)
  • § Bersukarela (volunteer)

Berhubungan dengan Kompetensi Berpikir tingkat Tinggi

(complex, logical, judgmental behaviors)

  • § Menganalisis (analyze)
  • § Menghargai (appraise)
  • § Menilai (assess)
  • § Mengkombinasikan (combine)
  • § Membandingkan (compare)
  • § Menyimpulkan (conclude)
  • § Mengkontraskan (contrast)
  • § Mengkritik (critize)
  • § Menarik kesimpulan (deduce)
  • § Membela/mempertahankan (defend)
  • § Menunjukkan / menandakan (designate)
  • § Menentukan (determine)
  • § Mencari /menjelajah (discover)
  • § Mengevaluasi (evaluate)
  • § Merumuskan (formulate)
  • § Membangkitkan/menghasilkan/menyebabkan (generate)
  • § Membujuk/menyebabkan (induce)
  • § Menduga/Mengemukan pendapat/mengambil kesimpulan (infer)
  • § Merencanakan (plan)
  • § Menyusun (structure)
  • § Menggantikan (substitute)
  • § Menyarankan (suggest)
  • § Memilih (choose)
  • § Mengumpulkan (collect)
  • § Mendefinisikan (define)
  • § Menjelaskan sesuatu (describe)
  • § Mendeteksi (detect)
  • § Membedakan antara 2 macam (differentiate)
  • § Membedakan/Memilih-milih (discriminate)
  • § Membedakan sesuatu (distinguish)
  • § Mengidentifikasi (identify)
  • § Mengindikasi (indicate)
  • § Mengisolasi (isolate)
  • § Mendaftarkan (list)
  • § Memadukan (match)
  • § Meniadakan (omit)
  • § Mengurutkan (order)
  • § Mengambil (pick)
  • § Menempatkan (place)
  • § Menunjuk (point)
  • § Memilih (select)
  • § Memisahkan (separate)

Berhubungan dengan Kompetensi Musik (seni)

  • § Meniup (blow)
  • § Menundukkan kepala (bow)
  • § Bertepuk (clap)
  • § Menggubah /menyusun (compose)
  • § Menyentuh (finger)
  • § Memadankan/berpadanan (harmonize)
  • § Menyanyi kecil/bersenandung (hum)
  • § Membisu (mute)
  • § Memainkan (play)
  • § Memetik (misal gitar) (pluck)
  • § Mempraktikkan (practice)
  • § Menyanyikan (sing)
  • § Memetik/mengetuk-ngetuk (strum)
  • § Mengetuk (tap)
  • § Bersiul (whistle)

Berhubungan dengan Kompetensi Berbahasa

  • § Menyingkat/memendekkan (abbreviate)
  • § Memberi tekanan pada sesuatu /menekankan (accent)
  • § Mengabjad/menyusun menurut abjad (alphabetize)
  • § Mengartikulasikan/ mengucapkan kata-kata dengan jelas (articulate)
  • § Memanggil (call)
  • § Menulis dengan huruf besar (capitalize)
  • § Menyunting/mengedit (edit)
  • § Menghubungkan dengan garis penghubung (hyphenate)
  • § Memasukkan (beberapa spasi) /melekukkan (indent)
  • § Menguraikan/memperlihatkan garis bentuk/ menggambar denah atau peta (outline)
  • § Mencetak (print)
  • § Membaca (read)
  • § Mendeklamasikan/membawakan/mencerita-kan (recite)
  • § Mengatakan (say)
  • § Menandai (sign)
  • § Berbicara (speak)
  • § Mengeja (spell)
  • § Menyatakan (state)
  • § Menyimpulkan (summarize)
  • § Membagi atas suku-suku kata (syllabicate)
  • § Menceritakan (tell)
  • § Menerjemahkan (translate)
  • § Mengungkapkan dengan kata-kata (verbalize)
  • § Membisikkan (whisper)
  • § Mengucapkan/melafalkan/menyatakan (pronounce)
  • § Memberi atau membubuhkan tanda baca (punctuate)
  • § Menulis (write)

Berhubungan dengan Kompetensi Drama

  • § Berakting/berperilaku (act)
  • § Menjabat/mendekap/ menggengam (clasp)
  • § Menyeberang/melintasi/ berselisih (cross)
  • § Menunjukkan/mengatur/ menyutradarai (direct)
  • § Memajangkan (display)
  • § Memancarkan (emit)
  • § Memasukkan (enter)
  • § Mengeluarkan (i
  • § Mengekspresikan (express)
  • § Meniru (imitate)
  • § Meninggalkan (leave)
  • § Menggerakkan (move)
  • § Berpantomim/Meniru gerak tanpa suara (pantomime)
  • § Menyampaikan/menyuguhkan/ mengulurkan/melewati (pass)
  • § Memainkan/melakukan (perform)
  • § Meneruskan/memulai/beralih (proceed)
  • § Menanggapi/menjawab/ menyahut (respond)
  • § Memperlihatkan/Menunjukkan (show)
  • § Mendudukkan (sit)
  • § Membalik/memutar/mengarahkan/mengubah/ membelokkan (turn)

Berhubungan dengan Kompetensi Seni Lukis

  • § Memasang (assemble)
  • § Mencampur (blend)
  • § Menyisir/menyikat (brush)
  • § Membangun (build)
  • § Mengukir (carve)
  • § Mewarnai (color)
  • § Mengkonstruk/membangun(construct)
  • § Memotong (cut)
  • § Mengoles (dab)
  • § Menerangkan (dot)
  • § Menggambar (draw)
  • § Mengulang-ulang/melatih (drill)
  • § Melipat (fold)
  • § Membentuk (form)
  • § Menggetarkan/memasang (frame)
  • § Memalu (hammer)
  • § Menangani (handle)
  • § Menggambarkan (illustrate)
  • § Mencairkan (melt)
  • § Mencampur (mix)
  • § Memaku (nail)
  • § Mengecat (paint)
  • § Menepuk (pat)
  • § Menggosok (polish)
  • § Menuangkan (pour)
  • § Menekan (press)
  • § Menggulung (roll)
  • § Menggosok/ menyeka (rub)
  • § Menggergaji (saw)
  • § Memahat (sculpt)
  • § Menyampaikan/melempar (send)
  • § Mengocok (shake)
  • § Membuat sketsa (sketch)
  • § Menghaluskan (smooth)
  • § Mengecap/menunjukkan (stamp)
  • § Melengketkan (stick)
  • § Mengaduk (stir)
  • § Meniru/menjiplak (trace)
  • § Menghias/memangkas (trim)
  • § Merengas/memvernis (varnish)
  • § Melekatkan/menempelkan/merekatkan (paste)
  • § Menyeka/menghapuskan/ membersihkan (wipe)
  • § Membungkus (wrap)

Berhubungan dengan Kompetensi Fisik (Jasmani)

  • § Melengkungkan (arch)
  • § Memukul (bat)
  • § Menekuk/melipat/ membengkokkan (bend)
  • § Mengangkat/membawa (carry)
  • § Menangkap (catch)
  • § Mengejar/memburu (chase)
  • § Memanjat (climb)
  • § Menghadap (face)
  • § Mengapung (float)
  • § Merebut/menangkap/ mengambil (grab)
  • § Merenggut/memegang/ menyambar/merebut (grasp)
  • § Memegang erat-erat (grip)
  • § Memukul/menabrak (hit)
  • § Melompat/meloncat (hop)
  • § Melompat (jump)
  • § Menendang (kick)
  • § Mengetuk (knock)
  • § Mengangkat/mencabut i
  • § Berbaris (march)
  • § Melempar/memasangkan/memancangkan/menggantungkan (pitch)
  • § Menarik (pull)
  • § Mendorong (push)
  • § Berlari (run)
  • § Mengocok (shake)
  • § Bermain ski (ski)
  • § Meloncat (skip)
  • § Berjungkirbalik (somersault)
  • § Berdiri (stand)
  • § Melangkah (step)
  • § Melonggarkan/merentangkan (stretch)
  • § Berenang (swim)
  • § Melempar (throw)
  • § Melambungkan/melontarkan (toss)
  • § Berjalan (walk)

Berhubungan dengan Perilaku Kreatif

  • § Mengubah (alter)
  • § Menanyakan (ask)
  • § Mengubah (change)
  • § Merancang (design)
  • § Menggeneralisasikan (generalize)
  • § Memodifikasi (modify)
  • § Menguraikan dengan kata-kata sendiri (paraphrase)
  • § Meramalkan (predict)
  • § Menanyakan (question)
  • § Menyusun kembali (rearrange)
  • § Mengkombinasikan kembali (recombine)
  • § Mengkonstruk kembali (reconstruct)
  • § Mengelompokkan kembali (regroup)
  • § Menamakan kembali (rename)
  • § Menyusun kembali (reorder)
  • § Mengorganisasikan kembali (reorganize)
  • § Mengungkapkan kembali (rephrase)
  • § Menyatakan kembali (restate)
  • § Menyusun kembali (restructure)
  • § Menceritakan kembali (retell)
  • § Menuliskan kembali (rewrite)
  • § Menyederhanakan (simplify)
  • § Mengsintesis (synthesize)
  • § Mengsistematiskan (systematize)

Berhubungan dengan Kompetensi Matematika

  • § Menambah (add)
  • § Membagi dua (bisect)
  • § Menghitung/mengkalkulasi (calculate)
  • § Mencek/meneliti (check)
  • § Membatasi (circumscribe)
  • § Menghitung/mengkomputasi (compute)
  • § Menghitung (count)
  • § Memperbanyak (cumulate)
  • § Mengambil dari (derive)
  • § Membagi (divide)
  • § Memperkirakan (estimate)
  • § Menyarikan/menyimpulkan (extract)
  • § Memperhitungkan (extrapolate)
  • § Membuat grafik (graph)
  • § Mengelompokkan (group)
  • § Memadukan/mengintegrasikan (integrate)
  • § Menyisipkan/menambah (interpolate)
  • § Mengukur (measure)
  • § Mengalikan/memperbanyak (multiply)
  • § Menomorkan (number)
  • § Membuat peta (plot)
  • § Membuktikan (prove)
  • § Mengurangi (reduce)
  • § Memecahkan (solve)
  • § Mengkuadratkan(square)
  • § Mengurangi (substract)
  • § Menjumlahkan (sum)
  • § Mentabulasi (tabulate)
  • § Mentally (tally)
  • § Memverifikasi (verify)

Berhubungan dengan Kompetensi Sains

  • § Menjajarkan (align)
  • § Menerapkan (apply)
  • § Melampirkan (attach)
  • § Menyeimbangkan (balance)
  • § Mengkalibrasi (calibrate)
  • § Melaksanakan (conduct)
  • § Menghubungkan (connect)
  • § Mengganti (convert)
  • § Mengurangi (decrease)
  • § Mempertunjukkan/memperlihatkan (demonstrate)
  • § Membedah (dissect)
  • § Memberi makan (feed)
  • § Menumbuhkan (grow)
  • § Menambahkan/meningkatkan (increase)
  • § Memasukkan/menyelipkan (insert)
  • § Menyimpan (keep)
  • § Memanjangkan (lenghthen)
  • § Membatasi (limit)
  • § Memanipulasi (manipulate)
  • § Mengoperasikan (operate)
  • § Menanamkan (plant)
  • § Menyiapkan (prepare)
  • § Memindahkan(remove)
  • § Menempatkan kembali(replace)
  • § Melaporkan (report)
  • § Mengatur ulang (reset)
  • § Mengatur (set)
  • § Menentukan/menetapkan (specify)
  • § Meluruskan (straighten)
  • § Mengukur waktu (time)
  • § Mentransfer (transfer)
  • § Membebani/memberati (weight)

Berhubungan dengan Kompetensi Umum, Kesehatan, dan Keamanan

  • § Mengancingi (button)
  • § Membersihkan (clean)
  • § Menjelaskan (clear)
  • § Menutup (close)
  • § Menyikat/menyisir(comb)
  • § Mencakup (cover)
  • § Mengenakan/menyarungi (dress)
  • § Minum (drink)
  • § Makan (eat)
  • § Menghapus (eliminate)
  • § Mengosongkan (empty)
  • § Mengetatkan/melekatkan (fasten)
  • § Mengisi/memenuhi/melayani /membuat (fill)
  • § Melintas/berjalan (go)
  • § Mengikat tali/menyusuri (lace)
  • § Menumpuk/menimbun (stack)
  • § Menghentikan (stop)
  • § Merasakan (taste)
  • § Mengikat/membebat (tie)
  • § Tidak mengancingi (unbutton)
  • § Membuka/menanggalkan (uncover)
  • § Menyatukan (unite)
  • § Membuka (unzip)
  • § Menunggu (wait)
  • § Mencuci (wash)
  • § Memakai (wear)
  • § Menutup (zip)

RPP 2013

      RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

      Satuan Pendidikan                        : SMAN Sambas

      Mata Pelajaran                              : Agama Islam

      Kelas/ Semester                             : XI/ I

      Materi Pokok/ Topik                       : KHUTBAH

      Pertemuan Ke                                : 5

      Alokasi Waktu                                : 2 x 45

A. Kompetensi Inti

(K1) :

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

(K2) :

Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial danalam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

(K3) :

Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

(K4) :

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.9 Memahami pelaksanaan khutbah (KI-3)

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.9.1 Menjelaskan pengertian Khutbah

3.9.2 Mengemukakan rukun khutbah

3.9.3. Mengemukakan sunnah khutbah

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi bersama teman sebangku dengan teknik sharing experience, peserta didik dapat menjelaskan pengertian khutbah Jumat dengan benar.

2. Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik index card match peserta didik dapat mengemukakan rukun khutbah Jumat dengan tepat.

3. Melalui Index card match peserta didik dapat mengemukakan sunnah khutbah Jumat secara tepat.

E. Materi Pembelajaran

1. Pengertian khutbah dan hal-hal yang terkait dengan khutbah

2. Macam-macam ibadah yang terdapat khutbah dalam rangkaiannya

3. Rukun khutbah

4. Sunnah khutbah

Uraian Materi:

1. Khutbah adalah pidato yang diucapkan oleh seorang khatib pada situasi khusus dan merupakan rangkaian dari ibadah.

a. Berasal dari kata khutaba-yakhtubu-khutaban berarti ucapan atau pidato

b. Orang yang bertugas menyampaikan khutbah disebut khatib.

2. Dalam ajaran Islam, khutbah ada beberapa macam, yaitu khutbah Jumat, khutbah Idul Fitri, khutbah Idul Adha, Khutbah Istisqa, Khutbah Khusufisy-syamsi, khutbah Kusufil-qomari, dan khutbah nikah.

3. Rukun Khutbah

a. Khatib memuji Allah pada tiap permulaan khutbah, minimal dengan mengucapkan “alhamdulillahirabbil’alamin”

b. Khatib membaca syahadatain. (dua kalimat syahadat)

c. Khatib mengucapkan shalawat atas rasulullah saw dalam kedua khutbah. Minimal mengucapkan lafal “Allahumma shalli ‘ala Muhammad”

d. Khatib berwasiat tentang takwa. Sekurang-kurangnya dengan lafal “ittaqullah”

e. Khatib membaca al-Quran pada salah satu khutbah dan diutamakan yang kontekstual.

f. Khatib berdoa pada khutbah kedua untuk kaum muslimin.

4. Sunnah Khutbah

a. Khutbah dilakukan di atas mimbar atau tempat yang mudah terlihat.

b. Khatib duduk sebentar sesudah salam (pada waktu azan dikumandangkan)

c. Khutbah disampaikan dengan suara yang jelas dan fasih serta mudah dipahami

d. Khatib menertibkan tiga rukun khutbah yaitu memuji Allah, shalawat nabi dan wasiat takwa

e. Khatib membaca al-Ikhlas ketika duduk di antara dua khutbah

f. Jamaah hendaknya diam dan memperhatikan khutbah.

F. Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Strategi : Ekspositoris dan Inquiry/ discovery

3. Metode : Ceramah + Diskusi dan tanya jawab

4. Teknik : Sharing experience dan Index Card Match.

G. Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Guru dan Siswa

Alokasi Waktu

Pendahuluan

1. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan basmalah serta memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi absen serta memeriksa kerapian pakaian dan tempat duduk siswa

2. Guru mengingatkan kembali pelajaran yang dipelajari pekan sebelumnya.

3. Menanyakan hal hal umum terkait khutbah serta pernahkah mengikuti atau mendengarkannya.

4. Guru memberikan motivasi seputar pentingnya memahami khutbah

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

6. Guru menyampaiakan skenario pembelajaran yang akan dilakukan

7. Siswa akan difasilitasi untuk saling berinteraksi sesama dengan strategi discovery via teknik sharing experience, dan ditahap berikutnya menggunakan teknik Index Card Match.

5 Menit

Inti

A. Mengamati

1. Siswa mengamati slide yang menunjukkan Pokok Bahasan, Kompetensi Dasar, Indikator dan Sistematika Materi.

2. Siswa memerhatikan sistematika materi dan dipersiapkan untuk mengikuti skenario pembelajaran.

3. Siswa diarahkan untuk mencari kelompok dengan kriteria jumlah siswa yang berpangalamanakan mendampingi siswa yang belum mengalami.

4. Tiap kelompok akan difasilitasi media handout dan siswa akan berbagi pengalaman berdasarkan uraian handout.

B. Bertanya

1. Siswa dalam kelompok berbagi pengalaman, diberikan peluang untuk menanya seputar pengertian, rukun dan sunnah khutbah Jumat kepada teman sekelompoknya.

2. Pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh kelompok dapat bertanya langsung kepada guru pendamping.

3. Guru akan mengarahkan orientasi siswa.

C. Eksperimen/Mencoba

1. siswa dengan teknik index card match akan menyocokkan Kartu berpasangan (matching card) dengan klasifikasi 3 kelompok, yaitu kelompok Rukun, kelompok Sunnah, dan Kelompok Khutbah.

# Kelompok “Rukun” bertugas saling mencari satu sama lain seluruh anggota yang mendapat kartu rukun khutbah. Demikian pun untuk kelompok sunnah dan kelompok khutbah.

2. Guru mengarahkan peserta didik untuk berkeliling mencari pasangan dan setelah bertemu dan lengkap, maka anak-anak akan membacakan secara sistematis dari awal hingga akhir secara bergantian.

3. Pada akhirnya, akan ada 3 kelompok lengkap, siswa yang berada dalam kelompok yang salah akan mendapatkan sanksi sesuai kesepakatan.

D. Asosiasi

Setelah siswa selesai melakukan kegiatan, guru memerintahkan siswa untuk menuliskan pengalaman sehari-hari dan tanggapannya tentang efektivitas dan efisiensi khutbah bagi jamaah.

E. Komunikasi

Guru memberikan konfirmasi dan klarifikasi tentang materi yang dibahas, siswa memperhatikan dengan seksama dan memberikan orientasi yang perspektif tentang khutbah serta mengaitkannya dengan pangalaman sehari-hari siswa.

10 menit

Penutup

1) Guru memberikan waktu untuk merefleksikan lagi apa yang sudah dipelajari selama pembelajaran.

2) Guru membagikan lembar soal dan dikerjakan siswa

3) Guru memberikan tes tertulis berupa pertanyaan tes tertulis objekktif.

4) Feed Back (Umpan balik

5) Folow up (tindak lanjut)

5 Menit

H. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media Visual Diam berupa LCD Proyektor

2. Alat Pembelajaran berupa Card / Kartu dan Hand Out

I. Sumber Belajar

1. Perpustakaan dan buku-buku referensi PAI

2. Masjid Lingkungan pengalaman anak di kehidupan sehari-hari

J. Penilaian Pembelajaran

1. Teknik Evaluasi : Tes

2. Bentuk Soal : Tes Objektif

Non Tes

a. Skala Likert

b. Lembar Pengamatan

                                                                      Sambas, 29 Nopember 2013

                                                                       Guru Mata Pelajaran

                                                                        ( ……………….. )

Desktop Backgrounds 4











































Sebuah Renungan Tentang Urgensi Akidah

KHUTBAH PERTAMA:

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً.

أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ...

Jama’ah Jum’at rahimakumullah…

Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah ta’ala dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya; yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya صلى الله عليه وسلم serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya صلى الله عليه وسلم.

Jama’ah Jum’at yang semoga dimuliakan Allah…

Di antara potret keindahan ajaran Islam, selain mengajarkan karakter tawakkal, agama kita juga memotivasi umatnya agar berikhtiar, berdaya upaya dan berusaha untuk menggapai keinginan serta cita-citanya.

Guna mendulang rezeki misalnya, Islam memerintahkan umatnya untuk bekerja. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

لَأَنْ يَحْتَزِمَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً مِنْ حَطَبٍ، فَيَحْمِلَهَا عَلَى ظَهْرِهِ، فَيَبِيعَهَا؛ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ رَجُلًا يُعْطِيهِ أَوْ يَمْنَعُهُ

“Seseorang mencari seikat kayu bakar lalu dipanggul di atas pundaknya dan dijual, lebih mulia dibandingankan dia meminta-minta kepada orang lain, diberi atau tidak.” (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه dengan redaksi Muslim).

Orang yang sakit dan menginginkan kesembuhan, diperintahkan Islam untuk berobat. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

تَدَاوَوْا! فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ لَهُ دَوَاءً، غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ؛ الْهَرَمُ

“Berobatlah! Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla tidaklah menurunkan penyakit melainkan menciptakan obatnya. Kecuali satu penyakit, yaitu penyakit tua.” (HR. Abu Dawud (IV/125 no. 3855) dari Usamah bin Syarik رضي الله عنه dan dinilai hasan shahih oleh at-Tirmidzy (hal. 461 no. 2039)).

Namun demikian, dalam hal ikhtiar, Islam tidaklah membebaskan umatnya berlaku sekehendaknya tanpa aturan. Justru agama kita membuat rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar. Yang pada hakikatnya bertujuan untuk kemaslahatan insan, dalam perkara duniawi maupun ukhrawi.

Kaum muslimin dan muslimat yang kami hormati…

Di antara rambu-rambu ikhtiar, yang amat disayangkan masih sering dilanggar, termasuk di negeri kita, larangan Islam untuk memanfaatkan ‘jasa’ dukun, paranormal, tukang sihir dan yang semisal.

Tidak sedikit di antara anggota masyarakat kita, dengan berbagai strata kehidupan, beragam latar belakang ideologi, tingkatan pendidikan dan kebutuhan, masih menganggap pergi ke dukun sebagai bentuk ikhtiar yang lazim. Padahal di KTP mereka tertulis beragama Islam.

Pejabat yang menginginkan kelanggengan kedudukannya.

Tokoh politik yang membidik kursi panas jabatan.

Bos yang berhasrat disegani dan terlihat berwibawa di depan karyawannya.

Bawahan yang bercita-cita naik pangkat.

Pedagang yang mengharapkan kelancaran rezekinya.

Pengusaha yang berkeinginan untuk menjatuhkan saingan bisnisnya.

Orang yang apes karena rumahnya disatroni maling dan ingin agar hartanya ditemukan kembali.

Remaja yang ingin mengintip masa depan ‘cintanya’.

Bujangan yang mengincar wanita idamannya.

Istri yang berharap suaminya tidak melirik ‘rumput tetangga’.

Rumah tangga yang bermimpi memiliki keturunan.

Bahkan, siswa sekolah yang menginginkan kelulusan dalam ujiannya.

Banyak di antara mereka tergopoh-gopoh datang mengetuk pintu para dukun, menghiba bantuannya. Mereka melakukannya, sekali lagi, atas nama “ikhtiar”!

Padahal sejak empat belas abad lalu, panutan kita Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah mengingatkan dengan tegas,

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ؛ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

“Barangsiapa mendatangi peramal, lalu ia bertanya tentang sesuatu padanya; maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh malam.” (H.R. Muslim (IV/1751 no. 2230) dari sebagian istri Rasul صلى الله عليه وسلم).

Hadits lain memberikan statemen yang lebih keras lagi,

مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ سَاحِراً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ؛ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Barangsiapa mendatangi dukun atau tukang sihir lalu mempercayai apa yang dikatakannya; maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad صلى الله عليه وسلم.” (H.R. Al-Bazzar (V/315 no. 1931) dari Ibn Mas’ud رضي الله عنه dan sanad-nya dinilai shahih oleh Ibnu Katsir [lihat: Tafsîr Ibn Katsîr (I/393)]).

Hadirin dan hadirat rahimakumullah…

Barangkali ada sebagian kalangan yang bertanya-tanya, mengapa Islam begitu ‘keras’ dalam hal ini? Toh, para dukun mereka hanya ingin berbuat baik kepada sesama, dengan memberdayakan ‘daya linuwih’ yang dimiliki. Lantas apa salahnya?

Sebelum menjawab kebimbangan di atas, satu hal yang seharusnya selalu diingat setiap insan, manakala Islam melarang suatu perbuatan, pasti perbuatan tersebut memuat kerusakan fatal atau mengakibatkan bahaya besar bagi pelakunya, baik di dunia maupun akhirat. Sekalipun barangkali perbuatan itu mengandung beberapa manfaat. Jika dicermati ulang dengan teliti, ternyata manfaat tadi bila dibandingan dengan keburukan yang ditimbulkannya, jelas tidak ada apa-apanya.

Segala yang berbau perdukunan, maupun praktik sihir memuat berbagai sisi negatif. Di antaranya:

Pertama: Demi menjalankan aktivitasnya, para dukun melakukan ritual kesyirikan dan praktik kekufuran

Seringkali para dukun dan tukang sihir bisa melakukan atraksi-atraksi ajaib yang mencengangkan. Orang yang beriman tidak mudah termakan; karena ia tahu bahwa sejatinya mereka telah berkolaborasi dengan setan untuk melakukan atraksi tersebut [lihat: Kitab an-Nubuwwât karya Ibn Taimiyyah (II/830-831)].

Setan tidak mungkin membantu para tukang sihir dalam hal itu, kecuali setelah mereka melakukan hal-hal yang bertentangan dengan syariat, sebagai bentuk kompensasi bantuan tersebut [lihat: Al-Furqân baina Auliyâ’ ar-Rahmân wa Auliyâ’ asy-Syaithân karya Ibn Taimiyyah (hal. 331-332)]. Semakin perbuatan yang dipersembahkan kufur atau syirik, maka bantuan yang diberikan setan semakin besar [lihat: At-Tafsîr al-Qayyim (hal. 581)].

Kenyataan ini bukanlah isapan jempol belaka atau fitnah murahan, namun fenomena tersebut diakui oleh para mantan dukun yang telah bertaubat. Mereka bersaksi bahwa untuk menggapai ‘kesaktian’ yang dimiliki, mereka diharuskan untuk melakukan kesyirikan dan kekufuran. Ada yang mengatakan bahwa mereka dulunya memohon bantuan kepada iblis, ada yang tidak menunaikan shalat lima waktu dan berpuasa Ramadhan, ada yang menempelkan lembaran-lembaran mushaf al-Qur’an di tembok WC dan berbagai tindak kekufuran lainnya [lihat: Majalah Ghoib, edisi khusus “Dukun-dukun Bertaubat” (hal. 12-14, 17, 19, 20, 22, 43), edisi 32 (hal. 5), edisi 56 (hal. 11), edisi 70 (hal. 8)].

Adanya kolaborasi para dukun dengan setan telah dijelaskan para ulama Islam sejak dulu kala. Sebagaimana dipaparkan antara lain oleh Imam Syafi’i (w. 204 H) [lihat: Tafsir al-Qurthuby (II/274)], al-Baidhawy (w. 685 H) [lihat: Tafsir al-Baidhawy (hal. 21)] dan Ibn Hajar al-‘Asqalany (w. 852 H) [lihat: Fath al-Bary (X/222)].

Kedua: Tukang ramal dan paranormal telah menabrak salah satu prinsip dasar akidah Islam, yakni keyakinan bahwa Dzat yang mengetahui hal ghaib hanyalah Allah ta’ala.

Terlalu banyak fakta yang membuktikan bahwa para pelaku perdukunan telah mengklaim dirinya mengetahui hal-hal ghaib. Salah satu contoh nyatanya, lihatlah apa yang bermunculan di media massa, elektronik maupun cetak, setiap datang penghujung tahun? Para dukun dan ‘spiritualis’ berlomba meramal kejadian tahun depan! Ini hanyalah satu contoh, dan masih banyak contoh lainnya yang senada. Bahkan ada pula yang berani meramal kapan datangnya hari kiamat!

Padahal dalam al-Qur’an, begitu gamblang dijelaskan bahwa pengetahuan tentang hal ghaib hanyalah dimiliki Allah tabaraka wa ta’ala, Rabb semesta alam.

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّه

“Katakanlah (wahai Muhammad), “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara ghaib, kecuali Allah.” (QS. An-Naml: 65).

Dan masih banyak ayat lain serta hadits nabawi yang senada.

Ketiga: Pergi ke dukun dan paranormal membentuk mentalitas pemalas dalam diri seseorang.

“Pemikiran yang mistik mencerminkan mentalitas jalan pintas. Orang yang tidak mau kerja keras, tidak mau berencana, dan hanya mengharapkan solusi dengan cara gaib. Mistik membuat orang malas, tidak ulet dan tidak bermental tangguh.” (Perkataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebagaimana dalam buku Harus Bisa – Seni Memimpin ala SBY, karya Dr. Dino Patti Djalal (hal.127)).

Islam menginginkan umatnya ulet, tangguh, rajin berkerja, bersungguh-sungguh dalam berusaha, serta tidak bergantung pada sesuatu yang fiktif dan terbuai dengan angan-angan kosong. Islam juga sangat membenci karakter pemalas. Karenanya di antara doa yang kerap dilantunkan Rasul صلى الله عليه وسلم adalah,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

“Ya Allah sungguh aku memohon perlindungan kepada-Mu dari ketidakberdayaan, kemalasan, sifat pengecut dan lanjut usia. Aku memohon perlindungan-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian. Serta aku memohon perlindungan-Mu dari azab kubur.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik رضي الله عنه).

Sidang Jumat yang diberkahi Allah…

Pembahasan di atas bukan hanya membidik para dukun yang notabene beraliran hitam. Yang biasanya ditandai dengan blangkon atau iket di kepala dan pakaian serba hitam. Tidak lupa menyelipkan sebilah keris di pinggang, serta menyalakan kemenyan dan dupa di depannya. Namun peringatan di atas juga terarah kepada mereka yang menamakan diri dukun putih. Yang kerap berbusana bak seorang wali, dengan sorban di kepala dan jubah putih, serta tidak lupa bersenjatakan seuntai tasbih yang biji-bijinya terkadang mengalahkan besarnya bola pingpong. Mereka semua sama! [Pembahasan lebih lanjut baca di buku Dukun Hitam Dukun Putih – Menguak Rahasia Kehebatan Sekutu Setan, karya Abu Umar Abdillah].

Seyogyanya kaum muslimin bersikap cerdas dalam menilai sesuatu. Tidak mudah terkecoh dengan tipuan penampilan. Justru dia tetap menjadikan substansi sesuatu sebagai tolok ukur penilaian.

فعني الله وإياكم بالقرآن العظيم، وبسنة سيد المرسلين. أقول قولي هذا، وأستغفره العظيم الجليلَ لي ولكم، ولجميع المسلمين من كل ذنب، فاستغفروه؛ إنه هو الغفور الرحيم

KHUTBAH KEDUA:

الحمد لله الواحد القهار، الرحيمِ الغفار، أحمده تعالى على فضله المدرار، وأشكره على نعمه الغِزار، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له العزيز الجبار، وأشهد أن نبينا محمداً عبده ورسوله المصطفى المختار، صلى الله عليه وعلى آله الطيبين الأطهار، وإخونه الأبرار، وأصحابه الأخيار، ومن تبعهم بإحسان ما تعاقب الليل والنهار

Kaum muslimin dan muslimat yang kami cintai…

Kami tutup khutbah sederhana ini dengan fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) pusat berkenaan dengan permasalahan di atas, yang diputuskan pada Musyawarah Nasional MUI VII:

“Fatwa tentang Perdukunan (Kahânah) dan Peramalan (‘Irâfah)

1. Segala bentuk praktek perdukunan (kahânah) dan peramalan (‘irâfah) hukumnya haram.

2. Mempublikasikan praktek perdukunan (kahânah) dan peramalan (‘irâfah) dalam bentuk apapun hukumnya haram.

3. Memanfaatkan, menggunakan dan/atau mempercayai segala praktek perdukunan (kahânah) dan peramalan (‘irâfah) hukumnya haram”.

Ditetapkan di Jakarta, 21 Jumadal Akhir 1426 / 28 Juli 2005. [Lihat: http://www.mui.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=95:perdukunan-kahanah-dan-peramalan-irafah&catid=25:fatwa-majelis-ulama-indonesia].

“Fatwa telah diputuskan. Tinggallah komitmen kita sebagai umat Islam di negeri ini mematuhi dan menaati keputusan yang dibuat forum tertinggi umat Islam di negeri ini. Jangan sampai keputusan komisi fatwa itu hilang maknanya, lantaran ketidakseriusan kita sendiri sebagai umat Islam untuk menyebarkan dan menerangkannya kepada masyarakat.” [Majalah Ghoib, edisi 66 (hal. 44)].

أَلَا وَصَّلُوا وَسَلِّمُوا -رَحِمَكُمُ اللهُ- عَلَى الْـهَادِي الْبَشِيْرِ, وَالسِّرَاجِ الْـمُنِيْرِ, كَمَا أَمَرَكُمْ بِذَلِكَ اللَّطِيْفُ الْـخَبِيْرُ؛ فَقَالَ فِي مُـحْكَمِ التَّـنْـزِيْلِ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسِانِ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اْلحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِينَ. أَقِيْمُوا الصَّلَاةَ…

Ustadz Abdullah Zaen, Lc, M.A

Meraih Ampunan

KHUTBAH PERTAMA:

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Sidang Jum'at Rahimakumullah

Kesalahan dan dosa bagi manusia adalah suatu kelaziman. Tidak ada manusia yang ma'shum, setebal apa pun tingkat keimanannya, seluas apa pun ilmunya dan sedalam apa pun ketakwaannya kepada Allah, selama dia adalah manusia, dia pasti suatu kali akan melakukan kesalahan dan dosa. Allah memang tidak berkehendak menciptakan manusia dalam keadaan bersih dari kesalahan dan sempurna dari dosa, karena Allah hanya menginginkan kesempurnaan untuk diriNya. Persoalan sebenarnya bukan pada manusia yang berdosa dan bersalah, akan tetapi apa yang dilakukan setelah dosa dan kesalahan tersebut? Fiman Allah Ta’ala:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُواْ أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُواْ اللّهَ فَاسْتَغْفَرُواْ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللّهُ وَلَمْ يُصِرُّواْ عَلَى مَا فَعَلُواْ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (Ali Imran: 135).

Nabi Adam telah mengukir keteladanannya dalam hal ini, bukan pada pelanggarannya terhadap larangan Allah, akan tetapi pada apa yang dia lakukan setelah dia melakukan pelanggaran tersebut. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Adam bersama istrinya diizinkan oleh Allah tinggal di surga. Allah melarangnya mendekati satu pohon yang ada di sana, tetapi Adam melanggarnya karena bujuk rayu setan, akan tetapi setelah itu Adam menyesali dan menyadari kesalahannya serta memohon ampun kepada Allah. Allah mengampuninya dan Adam pun menjadi lebih mulia dan lebih baik dari sebelumnya. Firman Allah سبحانه و تعالي:

ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى

"Kemudian Rabbnya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk." (Thaha: 122).

Sidang Jum'at Rahimakumullah

Di sisi lain, manakala Allah menciptakan Bani Adam dengan kesalahan dan dosanya, Dia pun membuka peluang perbaikan selebar-lebarnya. Dia memanggil dan mengajak hamba-hambaNya agar memanfaatkan peluang tersebut sebaik-baiknya. Dan peluang ini senantiasa terbuka siang-malam sepanjang umur manusia atau umur dunia ini. Peluang tersebut adalah taubat untuk meraih ampunan Allah Ta’ala.

Firman Allah Ta’ala:

وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ

"Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepadaNya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)." (Az-Zumar: 54).

Dari Nabi صلي الله عليه وسلم, Allah سبحانه و تعالي berfirman:

يَا عِـبَادِيْ، إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْـفِـرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا فَاسْتَغْفِـرُوْنِيْ أَغْـفِـرْ لَكُمْ

"Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian melakukan kesalahan siang-malam dan Aku mengampuni seluruh dosa, oleh karena itu mohonlah ampun kepadaKu, niscaya Aku mengampuni kalian." (HR. Muslim dari Abu Dzar, Mukhtashar Shahih Muslim, no. 1828).

Sidang Jum’at Rahimakumullah

Jika Allah mengajak kepada ampunan, berjanji memaafkan dan membuka pintunya lebar-lebar, sementara kita manusia selalu berdosa, maka tidak sekedar layak, akan tetapi sangat layak kalau kita mengetuk pintu tersebut dengan harapan Dia berkenan melimpahkan maafNya kepada kita semua, sesungguhnya Dia Maha Pengasih lagi Pemurah.

Sekarang bagaimana caranya agar kita dapat menggapai ampunan tersebut?

Banyak cara dan jalan menggapai ampunan Allah. Lebih dari itu, cara-cara dan jalan-jalan tersebut adalah sangat mudah, tergantung kepada kita sendiri, ingin atau tidak ingin. Di sini khatib memaparkan empat cara yang menurut pandangan khatib merupakan cara yang paling penting dan mendasar.

Sidang Jum'at Rahimakumullah

Cara pertama : Taubat

Jika Allah menghendaki, tidak ada dosa yang tidak terhapus oleh taubat, seberat dan sebesar apa pun ia, jangankan dosa-dosa kecil, dosa-dosa besar pun akan terhapus oleh taubat bahkan dosa tertinggi dalam Islam, syirik, juga akan terhapus oleh taubat dengan catatan kesyirikan tersebut tidak dibawa mati. Lihatlah kepada sebagian sahabat Nabi yang di masa jahiliyah adalah orang-orang penyembah berhala. Begitu mereka bertaubat darinya, mereka pun menjadi manusia terbaik umat ini. Tengoklah seorang laki-laki dari umat terdahulu -seperti yang dikisahkan oleh Rasulullah- pembunuh seratus nyawa. Adakah di dunia ini pelaku dosa yang lebih besar dan lebih banyak darinya? Dosanya adalah pembunuhan dan korbannya adalah seratus nyawa. Laki-laki tersebut dengan dosanya itu tetap meraih ampunan Allah dengan taubatnya dan usaha kerasnya untuk memperbaiki diri yang dia buktikan dengan berhijrah ke kota lain yang bisa mendukung usahanya tersebut.

Sidang Jum'at Rahimakumullah

Taubat yang bagaimanakah yang dengannya seseorang dapat meraih ampunan Allah?

Yaitu taubat yang memenuhi lima syarat:

1. Ikhlas: Maksudnya adalah, hendaknya pemicu taubat adalah harapan terhadap pahala Allah dan kekhawatiran terhadap azab-Nya.

2. Penyesalan, dan bukti penyesalan adalah harapan seandai-nya dia tidak melakukannya.

3. Meninggalkan dosa-dosa, jika dosa karena meninggalkan suatu kewajiban maka taubatnya dengan melakukan yang mungkin dilakukan, dan jika dosa karena melakukan suatu larangan, maka dengan meninggalkannya, dan termasuk meninggalkan adalah meminta maaf kepada orang yang kita zhalimi dan mengembalikan haknya kepadanya. Ini jika dosa tersebut di antara sesama.

4. Niat kuat untuk tidak mengulangi

5. Taubat dilakukan sebelum pintunya ditutup. Kapan itu? Jika nafas seseorang telah sampai di kerongkongan dan jika matahari terbit dari barat.

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, ia berkata, Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللّهُ عَلَيْهِ

"Barangsiapa bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, maka Allah akan mengampuniNya." (HR. Muslim, Mukhtashar Shahih Muslim, no. 1920).

Dari Abdullah bin Umar رضي الله عنهما dari Nabi صلي الله عليه وسلم, beliau bersabda:

إِنَّ اللّهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ

"Sesungguhnya Allah Ta’ala menerima taubat seorang hamba selama nafasnya belum sampai di kerongkongan." (HR. at-Tirmidzi, no. 3537. At-Tirmidzi berkata, "Hadits hasan.").

Taubat yang memenuhi lima syarat inilah yang menghadirkan ampunan Allah bagi pelakunya.

Sidang Jum'at Rahimakumullah.

Cara kedua: Perbuatan-perbuatan baik.

Satu perbuatan baik dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat, lebih dari itu bisa sampai tujuh ratus kali lipatnya bahkan berkali-kali lipat yang Allah kehendaki. Sementara satu kejahatan hanya dibalas dengan semisalnya, maka benar-benar celaka dan binasa orang-orang yang balasan kejahatannya mengungguli kebaikannya. Bagaimana tidak, kebaikan yang dilipatgandakan segitu rupa bisa dikalahkan oleh kejahatan yang hanya dibalas dengan semisalnya.

Firman Allah Ta’ala:

مَن جَاء بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَن جَاء بِالسَّيِّئَةِ فَلاَ يُجْزَى إِلاَّ مِثْلَهَا وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ

"Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)." (Al-An'am: 160).

Firman Allah سبحانه و تعالي:

وَأَقِمِ الصَّلاَةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفاً مِّنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّـيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ

"Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat." (Hud: 114).

Sabda Nabi صلي الله عليه وسلم:

وَأَتْبِعِ السَّـيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا

"Ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya ia menghapusnya." (HR. at-Tirmidzi no. 1988 dari Muadz bin Jabal. At-Tirmidzi berkata, "Hadits hasan," dihasankan oleh al-Albani di Shahih al-Jami', no. 97 dan Syu'aib al-Arna`uth ditahqiq Riyadh ash-Shalihin, no. 61).

Berikut ini adalah beberapa contoh kebaikan penghadir ampunan Allah.

Tauhid. Tauhid adalah kebaikan, bahkan ia adalah dasar kebaikan. Segala kebaikan dunia dan Akhirat merupakan buah dari tauhid, di samping itu ia adalah penyebab diraihnya ampunan Allah Ta’ala.

Dalam sebuah hadits qudsi Allah Ta’ala berfirman:

يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَـوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَـفَـرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلَا أُبَالِيْ، يَا ابْنَ آدَمَ، لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عِـنَانَ السَّمَاءِ، ثُمَّ اسْتَغْـفَـرْتَنِيْ، غَـفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِيْ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُـرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا، ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لَا تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا، لَأَتَيْتُــكَ بِـقُـرَابِهَا مَغْـفِـرَةً

"Wahai anak Adam, selama kamu berdoa dan berharap kepadaKu niscaya Aku mengampuni dosa-dosamu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu mencapai awan di langit, kemudian kamu memohon ampun kepadaku, niscaya Aku meng-ampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya kamu datang kepadaKu dengan membawa dosa sepenuh jagat, kemudian kamu bertemu denganKu dalam keadaan tidak menyekutukanKu dengan sesuatu pun, niscaya Aku akan memberimu ampunan sepenuh jagat pula." (HR. at-Tirmidzi, no. 3534 dari Anas. At-Tirmidzi berkata, Hadits hasan dinyatakan kuat oleh Syaikh Syu'aib al-Arnauth dalam tahqiqnya atas Riyadh ash-Shalihin, no. 1878).

Sidang Jum'at Rahimakumullah

Di antara kebaikan yang dengannya ampunan Allah diraih adalah Syahadah (gugur sebagai syahid di jalan Allah). Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:

يَغْفِـرُ اللّهُ لِلشَّهِيْدِ كُلَّ ذَنْبٍ إِلَّا الدَّيْنَ

"Allah mengampuni seluruh dosa orang yang mati syahid, kecuali hutang." (HR. Muslim dari Ibnu Amr bin al-Ash, Mukhtashar Shahih Muslim, no. 1084).

Hutang dikecualikan karena perkaranya di antara sesama manusia, dan perkara yang demikian dikembalikan kepada pemilik hak.

Sidang Jum'at Rahimakumullah

Di antara kebaikan yang dengannya ampunan Allah diraih adalah berangkat ke masjid untuk menunaikan shalat fardhu berjamaah setelah sebelumnya bewudhu di rumah dengan sempurna. Rasulullah bersabda:

مَنْ تَوَضَّـأَ لِلصَّلَاةِ فَأَسْبَغَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ مَشَى إِلَى الصَّلَاةِ الْمَكْتُوْبَةِ فَصَلاَّهَا مَعَ النَّاسِ أَوْ مَعَ الْجَمَاعَةِ أَوْ فِي الْمَسْجِدِ غَـفَـرَ اللّهُ ذُنُوْبَهُ

"Barangsiapa berwudhu untuk shalat, dia menyempurnakan wudhu-nya, kemudian dia berjalan menuju shalat fardhu, lalu dia melaksanakannya bersama kaum muslimin atau dengan berjamaah atau di masjid, niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya." (HR. Muslim, Mukhtashar Shahih Muslim, no. 132).

Sidang Jum'at Rahimakumullah

Kebaikan-kebaikan yang dengannya seseorang meraih ampunan Allah tidak terbatas pada ketiga perkara di atas. Agama kita kaya dengan kebaikan-kebaikan yang dengannya kita meraih ampunan Allah, bukan di sini kesempatan merincinya satu demi satu.

Sidang Jum'at Rahimakumullah

Cara meraih ampunan Allah yang ketiga adalah menjauhi dosa-dosa besar. Dosa besar adalah semua dosa yang diancam hukuman had di dunia atau mengundang murka dan laknat Allah atau diancam dengan azab akhirat. Apabila dosa dengan kriteria seperti ini dihindari, maka hal itu menjadi penyebab diraihnya ampunan dari Allah. Firman Allah Ta’ala:

إِن تَجْتَنِبُواْ كَبَآئِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُم مُّدْخَلاً كَرِيماً

"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kamu dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (Surga)." (An-Nisa`: 31).

Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:

اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ

"Shalat lima waktu, Jum'at ke Jum'at, Ramadhan ke Ramadhan adalah pelebur dosa di antaranya selama dosa-dosa besar dihindari." (HR. Muslim dari Abu Hurairah. Lihat Mukhtashar Shahih Muslim, no. 203).

فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

KHUTBAH YANG KEDUA

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

Cara keempat meraih ampunan Allah adalah istighfar, memohon ampun kepada Allah. Istighfar sangat efektif dalam menangkal azab Allah. Firman Allah Ta’ala:

وَمَا كَانَ اللّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

"Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun." (Al-Anfal: 33).

Oleh karena itu pula, para Nabi mengajak kaumnya kepada istighfar. Salah satunya adalah Nabi Nuh عليه السلام. Nuh عليه السلام berkata:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً

"Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Rabb-mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun'." (Nuh: 10).

Juga Nabi Shalih عليه السلام, dia mengajak kaumnya kepada istighfar. Allah Ta’ala berfirman tentangnya:

قَالَ يَا قَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُونَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

"Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah agar kamu mendapat rahmat." (An-Naml: 46).

Rasulullah sendiri bahkan beristighfar seratus kali dalam sehari, meskipun beliau telah meraih jaminan ampunan Allah atas dosa-dosa yang lalu dan yang akan datang. Beliau صلي الله عليه وسلم bersabda:

وَإِنِّيْ لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ

"Sesungguhnya aku benar-benar beristighfar kepada Allah seratus kali dalam satu hari." (HR. Muslim dari al-Muzani, Mukhtashar Shahih Muslim, no. 1916).

Jika Rasulullah yang telah dijamin ampunan oleh Allah tetap beristighfar dalam hitungan di atas, lantas bagaimana dengan kita yang tidak mendapatkan jaminan tersebut?

Sidang Jum'at Rahimakumullah

Hendaknya kita semua berusaha sungguh-sunggguh meraih ampunan Allah demi diri kita. Ampunan Allah adalah lebih baik daripada dunia dan segala isinya.

وَلَئِن قُتِلْتُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أَوْ مُتُّمْ لَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّهِ وَرَحْمَةٌ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

"Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah ampunan Allah dan rahmatNya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan." (Ali Imran: 157).

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ . رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ تَسْلِيمًا كَثِيرًا وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اْلحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالـَمِينَ.


[1] Sumber: alsofwah.or.id. Silahkan kunjungi http://ibnumajjah.wordpress.com/ untuk mendapat puluhan khutbah lainnya dan ratusan ebook Islam.

Oleh: Ustadz Izzudin Karimi, Lc [1]

 
Design by http://abasawatawalla01.blogspot.com/ | Bloggerized by Abasawatawalla